Cinta Lagi
Jika ingin belajar mencintai, maka cintailah mereka
yang mampu menghebatkan dirimu. Bukan zamannya lagi membanggakan cinta picisan
yang hanya mampu membuatmu jatuh, terpuruk, dan tertunduk. Jika kau masih
menggenggam cinta yang seperti itu, maka kini adalah saat yang tepat untuk
melepasnya. Sampai kapan kau akan menangisinya, wahai daraku. Sampai kapan kau
akan terhenti di persimpangan ini? Masih banyak jalan yang harus kau tapaki dan
tafakuri.
Ingatlah, lelaki yang baik akan membaikkan dirimu, memoles akhlakmu jauh
lebih indah ketika kau telah hidup bersamanya. Kini, usiaku menginjak 20 tahun,
dan aku harus mengungkap fakta ini padamu, sahabat.
Kau tau dengan yang namanya puzzle? Ya, puzzle adalah suatu permainan
yang cukup menyenangkan. Setiap geriginya harus dipertemukan dengan gerigi lain
yang cocok, hingga mereka menyatu. Inilah analogi untuk pasangan. Pertama,
mereka yang akan menjadi pasanganmu adalah mereka yang mampu menutupi
kekuranganmu dan kau juga mampu menutupi kekurangannya. Seringkali, kita
mengamati seorang ibu yang banyak bicara, suaminya malah kalem. Ketika sang ibu
sedikit kocar-kacir dengan urusan rumah tangga, si bapak malah gesit dalam
melakukan apapun. Ketika sang ibu terlihat lebih banyak diam, suaminya malah
menjadi pemecah gelak tawa di rumah. Pernah mengamati yang demikian? Hidup
sungguh jenaka untuk dijadikan sebuah teori.
Wanita seringkali tenggelam dalam perasaannya sendiri. Bodohnya wanita,
ketika telah bermain dengan hatinya, ia lupa menggunakan akalnya. Menyiksa
hati, terperangkap dalam konflik batin yang diciptakannya sendiri. Wanita
menganggap dirinya sebagai korban, yang harus diberi perhatian lebih. Memang,
hal ini tidak berlaku untuk semua, namun sebagian wanita.
Jangan begitu! Wanita itu harus kuat. Jangan pernah katakan, ‘Aku punya
masalah besar! Sebagai gantinya, ucapkanlah, “Masalah, aku tak takut padamu.
Karena apa? Karena Tuhanku Maha Besar! Jika tak ada manusia yang mampu
mengatasi persoalanku, tak apa. Aku punya Allah yang selalu meredam setiap gundahku,
menyeka tiap air mata yang membasahi pipiku, merangkulku saat aku terjerembab
jatuh dalam gelap.
Intinya, selagi kita masih menyandang status mahasiswa, maka tempalah
dirimu menjadi seorang wanita yang kuat. Kuat dalam artian mampu membenahi
persoalan sendiri, menjaga diri, juga tegar dalam melawan terpaan angin yang
bertiup melawan arus.
Baikkan dirimu dari waktu ke waktu, agar Tuhan mempertemukanmu dengan
puzzle yang kau impikan sejak lama. Suatu saat, kau akan dipertemukan dengan
seseorang yang membuatmu minder karena keindahan akhlaknya, pertahankan rasa
itu. Buat dirimu tumbuh dengan sebongkah rasa minder itu. Poles akhlakmu lebih
menawan dan ilmumu lebih luas, agar kau mampu mengejar ‘dia’. Jangan berhenti
sebelum kau belum tumbuh melampauinya. Jangan berhenti sebelum kau mampu
menyusulnya yang tengah berlari mendekati garis finish. Kau tak akan terlambat,
karena kuyakin, ‘dia’ juga akan memperlambat pertumbuhannya, memelankan
larinya, semata-mata karena menunggumu. Menunggu sang bidadari yang begitu
bersinar karena kegigihannya terus memperbaiki diri.
Ada juga yang menganalogikan cinta ibarat segitiga. Ketika kau mencintai
Allah dan ‘dia’ juga mencintai Allah, barulah terhubung garis lurus antara kau
dan ‘dia’.
Sekarang, saatnya kita berdoa,
Ya Allah, pertemukanlah aku kelak dengan hambaMu yang baik agamanya,
indah akhlaknya, dan menyayangi ibu bapak hamba sebaik hamba menyayangi mereka.
Tambatkanlah hatiku dengan dia yang mampu menjadikan-Mu selalu dalam ingatanku.
Jadikanlah kami kelak menjadi pasangan di dunia juga di akhirat, Ya Rozaq.
Pertanyaan krusialnya, "Puzzle, dimana dia berada?"
^_^ Bagus Nadia......
BalasHapusAlhamdulillah asa.
BalasHapusMasih harus banyak belajar.
Asa juga, nulis terus ya saa!
Alhamdulillah.. so glad to read it Nadia.. Kakak belum rajin menulis, tapi kakak suka menulis. ;)
BalasHapusNad, mungkin ide gila yang terlintas di benak fani sekarang: bagaimana kalau kita menulis bersama? haha
BalasHapusEntahlah nad, fani tidak pernah menyinggung tentang ini setiap pembicaraan dengan nad, tapi tidak ada salahnya kan berkomentar sedikit? ^^
Mungkin hal yang bisa dilakukan sekarang ini adalah memperbaiki diri, memantaskan diri di hadapanNya. Bagaimanapun dan apapun itu, menunggu skenario Sang Pencipta itu lebih indah ^^
Hehe