Mereka Kunamai Sahabat


Bukanlah hal yang bijak jika aku tak mengumumkan pada dunia mereka sahabatku. Lebih dari sekedar sahabat, mereka adalah keluarga kecilku. Terimakasih telah memberi warna merah, hijau, ungu, biru, kuning kepadaku, karenanya aku dapat melihat pelangi yang indah tiap kali kudapati kalian di sekolah. Aku pribadi yang rapuh, pendiam, dan suka mengeluh. Hebatnya, mereka mampu menampung semua keluhanku dan mengangkatku ke tempat yang tinggi. Terimakasih untuk 3 tahun ini telah berdiri di sampingku. Kalian pasti lelah, istirahatlah sejenak sahabat, sampai hari itu tiba. Hari ketika aku kembali memanggil kalian semua, dan kembali berulah, yang pastinya akan merepotkan kalian lagi. Hari apakah itu? We will see it together.

Ternyata itu satu-satunya foto yang bersisa di folder notebookku. Dari kanan ada aku, lalu ada Warsi, sahabatku yang paling kuat, juga paling tegar, banyak menginspirasiku betapa hidup harus dilalui dengan perjuangan. Ada Mona, sahabat yang begitu keibuan, membuatku bertingkah seperti anak kecil jika telah di dekatnya, mengajarkanku arti kelembutan. Ada Yuni, sahabat yang telah mengajarkanku arti impian, cita-cita tak boleh padam sebelum diwujudkan, dan ia selalu bilang bahwa aku bukan pribadi biasa. Ada Hafizah, yang selalu semangat dalam meraih mimpi dan ini ia tularkan padaku, huft, akhirnya kita jadi mahasiswa ja. Terakhir, temanku yang sedang berdiri. Namanya Fani, dialah yang menjadi teman jalan, teman makan, dan temanku berbagi yang kesemuanya itu berkaitan dengan makanan. Haha.

Belum semua sahabatku ditampilkan disini. Ada beberapa orang lagi, dan tunggu momen itu. Seperti yang kukatakan tadi, aku ingin dunia tahu, kalian adalah sahabatku.

Sekali lagi, terimakasih untuk tiga tahun yang indah ini.

Komentar

Postingan Populer