Jangan Terang-terangan!


Begitu banyak hal terjadi belakangan ini. Hatiku dipenuhi rasa senang, kaget, dan segumpal rasa lagi yang tak bisa kudefinisikan apa itu. Menghela nafas mungkin menjadi salah satu alternatif terbaikku. Keluar sesaat dari perasaan yang penuh sesak ini walau sebentar ternyata cukup melegakan. 

Belakangan ini, aku berjumpa dengan beberapa orang yang kunilai cukup menyenangkan. Hanya saja, setelah lama bergaul, aku merasakan tatapan dan perlakuan mereka mulai berubah. Mereka menjadi lebih perhatian kurasa. Aku tak tahu kenapa, entah apa yang mengawalinya. Aku tak begitu menyukai orang-orang yang memberi perhatian lebih padaku. Perlakuan mereka benar-benar membebani perasaanku. 

Itulah mengapa, aku takut memasuki hidup orang lain. Mereka pada mulanya akan menganggapku ini adik, namun lama kelamaan aku menyadari perubahan sikap mereka. Aku tak menginginkan hal itu terjadi. Perasaan tertarik, suka, itu pasti dimiliki setiap orang. Hanya saja, aku belum siap untuk mengalaminya. Bukan karena apa-apa. Aku masih ingin melakukan banyak hal, merencanakan masa depan, dan menata hidupku. 

Memang benar, pada akhirnya kita akan melabuhkan hati pada satu nama, hanya saja bukankah setelahnya kita dituntut menjadi seorang ibu? Ibu yang bisa melakukan apa saja untuk anak-anaknya. Seorang ibu, yang bisa diandalkan. Untuk menjalani hidup, tidaklah cukup hanya bermodalkan cinta. Begitu banyak hal yang perlu dibenahi. Inilah yang harus kucari dan kugali selama masa perkuliahan.

Disukai orang lain, itu menyenangkan. Namun sejujurnya, itu membebani perasaanku. Aku tak bisa membalas perasaan-perasaan itu sekarang. Masih banyak hal yang harus kutata dan kutempa dalam diriku. Maaf, anggaplah aku sahabatmu atau bahkan adikmu. Jangan menyukaiku secara terang-terangan, karena itu akan membebani hatiku. Jika kau menyukaiku, tetaplah bersikap biasa di hadapanku. Pendam sukamu dalam diam, karena dengannya aku temukan kenyamanan.

Jika kau punya perasaan pada orang lain, simpanlah dengan rapat. Pendam dan kubur jauh di lubuk hatimu. Biarkan mereka tak menyadarinya, nikmatilah waktu selama kau berada di sampingnya. Sebagai sahabat, kawan yang selalu ada untuknya.

Hari ini, aku memahami hakikat cinta yang sebenarnya. Semakin kau mencintainya, maka semakin tulus kau untuk melepaskannya. Ketika ia memang cinta sejatimu, maka suatu saat nanti ia akan kembali padamu. Tetapi orang kebanyakan melupakan pemahaman sederhana ini. Mereka malah berbual cinta dan menggenggamnya dengan erat. Cinta, bukan seperti itu. 

Aku berharap, aku benar-benar menjadi orang baik yang bisa menebar banyak buah kebaikan bagi orang lain. Doakan aku, ya. :)

Komentar

  1. Masya Allah nad.... :) Kereen... Ia banyak blajar dari kehidupan nad melalui tulisan2 nad... Makasi nad... ^_^

    BalasHapus
  2. Pengalaman ndia ndak sbyk jia...
    Hehe, ndia pun banyak belajar dari jia.
    Mksh :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer