Kestari? I am here :)


Pagi ini, disaat aku masih tenggelam menikmati mimpi indahku, ponselku berdering. Mata ini segera terbuka mengamati layar ponsel. Siapa gerangan yang menghubungiku pagi-pagi ini? Kutatap dua belas digit angka yang muncul disana. Nomor yang tak pernah kukenal sebelumnya. Tanpa pikir panjang, kujawab panggilan itu. Tiba-tiba aku mendengar suara kakak yang begitu familiar. Itu kak Dede! Aku kaget, namun aku segera mengatur nafas kembali. Ternyata, kak Dede memberitahuku bahwa aku dinyatakan lulus menjadi panitia dalam acara Pekan Ilmiah Kimia. Aku masih ternganga tak percaya, tapi itulah faktanya. Baru saja aku berniat berubah ingin menjadi pribadi yang bermanfaat, Allah seolah menyodorkan 'kunci' itu padaku. Rencana Tuhan, bekerja dengan cepat. :) Ya Allah, terimakasih untuk karuniamu yang besar. Kemarin aku terhuyung tanpa harapan, kini kau tumbuhkan lagi tunas-tunas harapan yang baru. Alhamdulillah :) 

Aku benar-benar kaget. Pasalnya, saat registrasi dua hari yang lalu, aku hanya minta tolong pada temanku untuk menuliskan namaku di bagian kestari. Ternyata, di hari penentuan aku tak menerima sms yang menyatakan bahwa aku diterima. Ya, aku gagal. Saat kutinjau ulang, ternyata aku melakukan kesalahan fatal. Aku tak meninggalkan nomor handphoneku di registrasi itu. Ya, aku hanya menitipkan namaku pada temanku untuk dituliskan di formulir registrasi. Huft, secara logika siapa yang mau menerima seseorang yang hanya meninggalkan nama, dan parahnya lagi meminta temannya mengisikan formulir itu untuknya. Hanya saja, aku punya alasan melakukan semua itu. Hanya mereka yang tak mengerti, menjudgeku dengan seribu satu dugaan. 

Dan sekarang, aku menjadi salah satu panitia dari kestari. :) Sejujurnya, aku bertahan pada bidang ini karena aku beranggapan kestari itu merupakan wajah dari perusahaan. Baik kestari, maka lancarlah acaranya. Selain itu, tamu yang berdatangan ketika ada sesuatu yang perlu ditanyakan, mereka akan melempar semua pertanyaan itu pada kestari. Berinteraksi dengan orang baru, melempar senyuman pada mereka, teramat menyenangkan.

Ada satu lagi alasan yang membuatku bertahan di kestari.  Kestari itu merupakan bagian surat-menyurat. Dari dulu, aku begitu penasaran mengapa surat harus menggunakan format tertentu. Bahkan salah seorang teman mengantarkan surat kepada rektor pernah dikembalikan hanya karena satu hal kecil menurutku. Kata seharusnya adalah 'Desember' namun disana yang tertulis adalah 'Des'. Hm, aku harus belajar lebih keras. Bukankah keren jika kita ahli dalam hal surat menyurat? Hehe 

Kestrari, bagian dari dunia kecilku. Aku selalu saja ditempatkan di bagian kestari dalam berbagai acara, seperti Exist 2014, Pekan Ilmiah Kimia (belum resmi jadi panitia :D), dan Biru (Tarbiyah Ruhiyah). Walau aku belum paham seperti apa sesungguhnya kestari, aku ingin belajar lebih keras. Aku tahu, pengalaman ini akan menjelma menjadi ilmu. Ilmu berharga yang tak boleh kulewatkan sedikitpun. 

Ya Allah, ini bukanlah aku yang biasanya. Jika aku menjadi Nadia yang dulu, aku akan menolak dijadikan panitia dengan alasan mengganggu perkuliahan. Namun Nadia hari ini berbeda, ia sekarang telah menjelma menjadi seseorang yang ingin belajar lebih. Apapun yang terjadi, aku ingin bertahan. Konsekuensinya? Pasti ada dan harus kuterima dengan lapang dada hanya karena satu hal. Aku, sudah dewasa :). 

Komentar

  1. Ah..aa.. Jadi senang, nama saya diketik dan disebutkan oleh seorang blogger handal nih... Senang bisa membantu. Alhamdulillah.
    Semoga Allah selalu mempertemukan kita karena iman kita ya Nana..

    BalasHapus
  2. Malu nadia kak, yaah, kakak ko lee.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer