Teruntuk Fanny


Teruntuk Ilfiqrika Sari.
Tulisan ini sengaja kubuat untukmu, sobat.
Hem, ini adalah suratku yang pertama. Semoga berkenan  ^_^
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
How are you? Hahaha, semoga Fanny selalu sehat dan diberi kedamaian. Apalagi di hari sejuta makna ini!

Hari ini, aku akan mengungkap rahasia yang telah lama kupendam kepadamu. Rahasia dari segala rahasia. Jadi, simak baik-baik yaa!

Aku melihatmu pertama kalinya
di ruangan kelas itu
Saat itu, kau duduk di pojok
Seraya bersandar di tembok
Aku mendekat dengan malu
Kuulurkan telapak tanganku
Kau menjabat tanpa ragu
Inilah cerita dimana semua berawal
Biar kunamai ini
Persahabatan

Fanny, itulah panggilanmu. Dari dulu aku heran mendengar panggilan yang satu ini. Hei, di absen tak pernah ada nama Fanny! Yang ada hanyalah Ilfiqrika Sari. Benar-benar tak masuk akal. Masih terekam jelas di benakku kau berkata begini.

"Namaku Ilfiqrika Sari, sebab Papa menyukai atlet olahraga! Aku diberi nama Ilfiqrika Sari sebab nama itu bernuansa muslim, beda halnya dengan Fanny. Hanya saja, agar simpel panggilanku tetap Fanny, namun namaku bukan Fanny." 

Memang benar adanya, harapan papamu menjadi kenyataan. Kau, tumbuh menjadi anak yang sangat pintar dalam berolahraga. Mengagumkan. 

Semenjak itu, Fanny menjadi salah satu kata yang paling banyak kusebut dalam satu hari. Huft, melelahkan, karena ketika memanggilmu, aku pasti harus teriak kencang agar kamu menoleh. Hari itu, semuanya mulai berbeda. Aku tak sendiri lagi.


Inilah awal dimana semua cerita indah itu bermula. Semua kita lewati bersama, mulai dari pergi ke sekolah bareng, istirahat bareng, makan di kantin bareng, ke WC bareng, pulangnya bareng lagi. Itu tidak hanya berlangsung di sekolah, namun juga di rumah. Inilah salah satu alasan mengapa aku banyak menyebut namamu. Kapanpun dimanapun ada Fanny! Kebersamaan itu kita lalui tanpa mengenal kata koma, tanpa jeda. Oh ya, ini foto liburan kita. :D


Kini, kita telah beranjak dewasa. Sadar, Fan! Usia kita sebentar lagi menginjak 20 tahun. Kau tau apa artinya? Waktu cepat berlalu, menuntun kita untuk tumbuh bersama. Sekarang, aku yang telah resmi menjadi Mahasiswa Tingkat 2 tak pernah melupakan sesuatu dari dirimu. Kau tau apa? Hah, aku benar-benar yakin sekarang ini kau menggeleng dengan kencang dan memaksaku mengatakannya. Tak perlu jawab, aku akan memberi tahunya dengan mudah, hehe.

Bukan sekali dua kali kau menjemputku agar bisa ke sekolah bersama, namun itu kau jalani setiap hari. Parahnya lagi, setiap kali kau menungguku, sebanyak itu kau harus terlambat karena kelalaianku. Maafkan aku yang tak pernah cekatan dan membuatmu menunggu lama. Fanny, dia pribadi yag tak pernah bisa marah pada sahabatnya. Terimakasih selalu menungguku. Maaf, karena aku tak pernah bisa memperlakukanmu sebaik kau memperlakukanku. Maaf karena aku tak mampu membelamu seperti kau membelaku, mati-matian.



Ketika orang lain memilih meninggalkanku, kau malah mendekat. Kau seolah menarik tanganku dan merangkulku agar tetap tegak. Aku, pribadi yang tak banyak senyum dan bicaranya pun sedikit. Namun kau tetap di sampingku apapun yang terjadi. Mengapa Tuhan mempertemukan kita? Sungguh takdir Tuhan tak akan mampu kita terka, walau kutahu semua yang terjadi pasti punya makna yang tersembunyi.

Kita, punya bakat yang jauh berbeda. Kuakui bakatmu memang dalam hal olahraga, praktek, dan segala hal yang membuatmu mampu bergerak. Akhirnya, kau memilih bidang  yang tepat, Kimia Terapan. Sedangkan aku, jangan harap. Jika kau suruh aku untuk mengotak-ngatik sesuatu, bersiaplah, sesuatu itu akan mengeluarkan kepulan asap dan meledak. Kita menghitam bak arang. Tunggu dulu, walau aku tak ahli dalam bidang terapan, bidangku pendidikan, jurusanku juga kimia. Apa ada yang salah? Hei, kita di jurusan yang sama lagi walau kampusnya berbeda. Sejujurnya aku senang, karena obrolan dan mimpi kita dapat menyatu. Itulah chemistry.

Hei, apa kau masih ingat mimpi itu. Mimpi yang telah kita rencanakan sedemikian rupa di bawah sinar rembulan? Mimpi yang membuat kepala kita tetap tegak dan mata kita berbinar? Fanny, aku benar-benar ingin mewujudkannya. Ayo kita ke tempat itu, suatu hari nanti. Aku harap kita masih diberi umur yang panjang, agar bisa menikmati hari itu.


Fanny, rahasiaku adalah rahasiamu, demikian sebaliknya. Jaga baik-baik rahasia itu. Simpan dengan baik semua kenangan memalukan itu. Aku menantikan hari dimana kita telah beranjak dewasa dan duduk berdua di tepian pantai, menunggu tenggelamnya matahari, sembari menatap anak-anakmu yang berlarian kesana kemari. Atau hari dimana kita telah beranjak tua, duduk menikmati senja sembari menikmati segelas susu coklat yang hangat. Bernostalgia mengenai masa lalu. Haha. :D

Ingatkah kau ketika kita akan beranjak pulang dan ternyata hujan deras menyelimuti sekolah. Kau dan aku tertawa, sambil berlarian di tengah hujan. Karena memang kita telah menantikannya, hari dimana kita punya kesempatan hujan-hujanan dan tertawa.

Hei, kau juga harus ingat hal ini. Hari ketika aku mencoba menjadi guru yang baik untukmu. Ajaibnya, yang kita bahas saat itu adalah kimia. Hasilnya? Nilaimu 85! Horrey, kita berhasil. Fanny,  lihat aku! Aku benar-benar telah menjadi calon guru sekarang. Kimia pula. :D

Fanny, dulu, kita benar-benar bocah yang naif. Di masa SMA, selalu berkoar-koar dengan yang namanya Fisika. Lihat sekarang, kita berkhianat! Jurusan kita, kimia.

Hari ini, detik ini, sekarang, aku menjalani hari-hariku tanpa kau di sampingku. Tak ada lagi orang yang akan membunyikan klakson berkali-kali menungguku di luar, tak ada lagi teman ceritaku dalam perjalanan ke kampus, tak ada lagi orang yang akan menepuk bahuku dengan keras saat aku jatuh, tak ada lagi. Ada mereka, namun tetap saja itu bukan dirimu lagi. Sesuatu hilang.


Dunia kampus, menuntut kemandirianku. Fanny, kau tak perlu cemas, karena ketika aku ditimpa masalah, ada mereka segera berlari dan merangkulku tegak. Mereka sahabatku sekarang. Namun, kau punya tempat spesial di pojok kanan bawah hatiku. Kau terperangah? Tentu saja demikian. Karena bagian tengah hatiku telah diisi papa dan mama, pojok kirinya telah diisi oleh adik-adikku, pojok kanannya untuk seseorang yang kunantikan, pojok kiri bawah untuk kakakku,  dan terakhir pojok kanan bawah adalah posisi yang tepat untukmu. Hahaha,bercanda :D

Hm, untuk kesekian kalinya kuakui, kau punya bakat dalam hal memasak.Tidakkah kau ingin mendirikan sebuah restoran dengan orang itu? Jika itu terjadi, akulah orang pertama yang akan bersorak kegirangan. Setiap kesempatan, aku akan mengunjungi tempat itu, tentu saja karena gratis.

Harapanku, semoga kau selalu berbahagia dan diberikan kedamaian. Aku bangga menjadi salah seorang sahabatmu, karena itu, teruslah melangkah. Bukankah aku selalu di belakangmu? Ups, untuk hal-hal tertentu :D. Mari menapaki dunia.


Jangan malas, ya. Ingat harapan Papa dan Mamamu. Kau adalah harapan mereka satu-satunya, tetaplah kuat, jangan lemah.

Oh ya. Satu hal. Ketika kau punya masalah, katakan padaku. Jangan pernah sembunyikan masalahmu dibalik gerai tawa, aku benci itu. Walau aku tahu kau orang yang kuat, tapi tak semuanya harus dipendam.

Pesanku, berlatihlah bernanyi. Suaramu benar-benar Fals! Ketika kau bernanyi, suaramu membuat getaran hebat di dinding telingaku, dan itu sangat mengusikku!

Sepertinya aku telah melupakan sesuatu yang benar-benar penting. Baiklah, akan kuucapkan.


SELAMAT ULANG TAHUN, FANNY!
SEMOGA MAKIN SHOLEHAH, BIJAK, DAN CANTIK.
TETAPLAH JADI SAHABATKU
SAMPAI KAPAN PUN

Maaf, ya Fanny. Untuk kedua kalinya kau merayakan ulang tahun tanpa kehadiranku. Namun apa pun itu, sesuatu yang diucapkan dari hati akan sampai ke hati. Bukankah jabat tangan itu sebuah penguatan. Anggap surat kecil ini uluran tangan dariku, Selamat.

Fanny, itu kau? Kemarilah. Jangan takut, kemarilah. Kenapa kau membuatku menunggu begitu lama? Aku sudah menunggumu sejak tujuh bulan yang lalu, di tempat ini, pada jam yang sama. Aku disini, di gerbang usia 19 tahun. Kemarikan tanganmu. Ya. Ayo kita melanjutkan perjalanan. Kau harus tetap kuat dan tegar, apapun yang terjadi.

Fanny, perjalanan kita masih panjang. Masih banyak yang harus kita lakukan. Kita memang memilih persimpangan yang berbeda. Kau kini di kimia terapan dan berakhir di Farmasi sedang aku di dunia pendidikan. Semoga Tuhan menyatukan jalan kita agar dapat bersua. Aku tahu, insyaAllah, kelak kau akan menjadi seorang apoteker yang hebat. Sampai saat itu tiba, ayo kita berjuang. Hidup sarjana!



 Harapan kecilku, semoga kita tak hanya menjadi sahabat di dunia, namun juga di akhirat kelak. Aku bangga menjadi sahabatmu! Kau, sampai kapanpun, tetap sahabatku.



Dari rembulan yang bersembunyi di balik gelapnya malam (hehehe)

Nadia Minangi Dasman, Sahabatmu sejak SMA.

Komentar

Postingan Populer