23 Langkah

23. Ya, hanya dua puluh tiga langkah jarak diantara kita. Aku tahu betul apa artinya itu. Dekat bukan berarti kenal, dekat juga bukan berarti akrab. Kau sama sekali tak mengenalku, bahkan untuk menyadari keberadaanku saja kau tak mampu. Aku tahu diri ini terlampau tak tahu malu. Berangan mendapatkan sesuatu tanpa pikir panjang dulu. Aku benar-benar rendah, bukan? Kita tak pernah ditakdirkan bertemu. Tapi kutahu kau ada disana, di tempat mulia itu. 

23 langkah jarak yang memisahkan kita. Aku dan kau dikelilingi labirin yang sama sekali berbeda. Walau begitu, aku tahu kau sedang disana. Sebab, aku mendengar suaramu. Lantunan tilawah yang menghanyutkan menggelegar dari balik labirin rahasiamu. Bagaimana mungkin aku tak mendengarnya? Bagaimana mungkin aku mengabaikannya? Bagaimana mungkin aku pura-pura tidak tahu!

23 langkah. Tiap sore kutapaki jalanan itu, hingga tepat 23 langkah. Namun tak pernah kutemukan sosokmu. Kau membuatku terlihat bodoh. Aku seolah kegirangan mendapati air, lalu aku berlari mendekat. Ternyata, semua yang kulihat hanyalah fatamorgana.

23 langkah, aku tahu semua itu hanya angan-angan. Tak akan menjadi kenyataan. Sampai kapan pun, aku bersyukur dengan 23 langkah tanpa pertemuan itu. Kau, seseorang yang tak pernah kukenal. Namun begitu lama tinggal di dalam memori jangka panjangku. Mengapa dan bagaimana bisa?

Sahabat, 23 langkah yang kumaksud ini tak akan pernah membuatmu paham. Tak perlu menebak, karena cerita 23 langkah ini selamanya akan menjadi rahasia kecilku. Selalu dan akan selalu begitu. Yang pasti, 23 langkah yang tak pernah kusangka ini, akan selalu kusyukuri. Sekalipun hanya tinggal di dalam angan.

Komentar

Postingan Populer