Kau Ada




Salah orang? Tak mungkin! Kau itu amat jelas, umpama permata hijau yang tergeletak di atas panasnya aspal. Perumpamaan yang lucu? Aku hanya berusaha mengilustrasikan bahwa kau itu istimewa, itu saja. Apa yang salah? Aku sungguh-sungguh mengatakannya. Bahkan dari diammu terpancar kebijaksanaan yang berbeda. Cukup kau ada disana, kehadiranmu  telah menjelma menjadi sang  pelipur lara. Hanya bahagia yang kurasa  selama berada di sampingmu. Hei Aurel, bisakah kau mengajariku hal menyenangkan lainnya? 

Aurel, berkali-kali kukatakan kamu itu sahabatku. Tak ada yang bisa menggantikan posisimu. Kau itu teman super baik! Jangan pernah tinggalkan aku. Bahkan jika kita telah menjalani dunia yang berbeda, kau harus tetap menjagaku. Bukankah janji adalah ikrar yang harus ditunaikan? Aku tahu kau telah lama tiada, namun semua isyarat itu kembali mengingatkanku akan hadirmu. Aurel, apakah kau benar-benar kembali untuk menemuiku?

Aurel, jawab aku. Apapun yang terjadi, kita tetap teman, bukan? Siapa lagi yang akan menepuk pundakku saat air mata tak mampu dibendung? Siapa lagi yang akan menggodaku dengan lelucon hambarnya? Siapa lagi yang akan menceramahiku dengan segudang omelan? Itu tugasmu, Aurel! 

Aurel, temui aku. Beri aku kesempatan untuk membuatmu tersenyum, satu kali saja, kumohon. Biarkan aku membahagiakanmu kali ini saja. Apakah permintaanku ini terlampau mahal?

Komentar

Postingan Populer