Sudahkah Hatimu Dikalibrasi?


Hari itu, dosenku memasuki ruang perkuliahan. Tiba-tiba, beliau melontarkan sebuah pertanyaan, 
"Apakah hati kalian sudah dikalibrasi? "
"Jika belum, keluar dari kelas saya. Pastikan saat kalian kembali, kalian telah mengkalibrasi hati kalian. Belasan orang keluar, masih dengan wajah tak mengerti termasuk diantaranya saya. Kutatap teman-teman yang tetap tinggal di kelas, matanya mengiringi arah langkah kami sambil mengulum senyum.
"Apa yang salah?"


Aku tercekat antara bingung dan tak mengerti. Pertanyaan itu terus membayangi pikiran. Akhirnya, ku kirimkan sms pada teman-teman  di kelas.

 "Apa yang Ibu dosen inginkan sebenarnya? Aku benar-benar tak paham, ujarku. 
Lima belas menit penantian. Tiba-tiba ponselku bergetar. Ada satu pesan masuk. 
"Kau harus menemukan sendiri jawabannya :) ". 

Hanya itu? Ya, hanya itu balasan dari seseorang yang kuanggap teman itu. Beberapa temanku yang pada mulanya keluar, satu per satu kembali memasuki kelas. Aku? Hanya terdiam, tak tahu apa yang harus dilakukan. Aku pun akhirnya memutuskan untuk masuk walaupun tak tahu jawaban apa yang harus kuberi. Saat kulangkahkan kakiku, tiba-tiba dosen melempar pertanyaan yang sama.

"Apakah hatimu sudah dikalibrasi? "
Sambil menggaruk kepala, aku berujar, "Sepertinya udah, Buk. "
Bu dosen mendekatiku. Tatapan semua orang tertuju padaku.
"Apa buktinya? ujar beliau.
Saya menunduk, dengan perasaan ragu aku menjawab, "Hati saya bersih kok, Bu. Tak ada maksud apapun. Sungguh!"


Keheningan menyelimuti ruangan kelas. Keringat dingin mulai membasahi wajahku. Tak lama kemudian, dosenku tertawa dengan nada keras diiringi tawa teman-teman.

"Reihan, kau ini sudah mahasiswa. Seharusnya kau paham arti kalibrasi yang saya lontarkan. Bukan kalibrasi dalam istilah penimbangan, namun kalibrasi dalam masalah niat. Luruskan niatmu duduk di kelas ini. Jika niatmu semata-mata ingin belajar, maka kemarilah, saya dengan senang hati akan membimbingmu. Namun sebaliknya, jika niatmu berada di kelas ini hanya untuk melakukan hal-hal lain, memikirkan sesuatu yang diluar materi saya, silakan keluar, karena tak ada gunanya kau duduk disini. Percuma, membuang waktu.
Aku menghela nafas lega. Ternyata itu toh maksudnya. Ehem, maaf ya, Bu. Aku memang kurang peka :)

Komentar

Postingan Populer