Benci

Malam ini, pukul 23.39 di kampung halaman. Saat aku menulis rangkaian kalimat ini, orang rumah tengah terlelap dalam rajutan mimpinya. Aku tak bisa tidur. Ada sesuatu yang harus kuungkap hari ini. Ini terkait kelemahan terbesarku. Sesuatu yang paling kubenci dari diriku. Ya Robbi… 

Aku adalah tipikal orang yang tertutup. Tidak semudah itu aku bisa berbagi banyak hal dengan orang lain. Aku memanggil mereka “orang luar”. Aku bukan orang yang mudah percaya dan akrab dengan orang lain. Sejujurnya menghabiskan waktu bersama orang baru benar-benar membuatku lelah. Lelah karena ingin berhenti memasang topeng-topeng itu. Benar-benar letih dengan segala kepura-puraan yang kuperlihatkan. 

Mulai besok, aku ingin berubah. Aku akan mengungkapkan pada mereka siapa aku. Aku bosan hidup dalam bayang-bayang rasa takut dan prasangka. Aku tak ingin hidup seperti itu. Ini bukan pilihanku. Aku hanya terjebak dalam imajinasi tingkat tinggi yang kuciptakan sendiri. Aku sama sekali tak pernah menginginkannya. Ini mimpi buruk.  

Mulai besok, aku kan belajar untuk jujur pada diriku sendiri. Tak lagi perlu menimbang perasaan atau semua image yang mereka capkan padaku. Aku tak lagi peduli. Aku melakukan ini untuk kebaikanku sendiri. Salahkah aku? Tidak.

Komentar

Postingan Populer