Mereka Keluarga
Hari
ini, saya ingin berbagi cerita tentang sesuatu. Bukan lagi tentang
motivasi, juga bukan mengenai pendidikan. Sekarang, saya akan berbicara
mengenai keluarga. Tiga tahun silam, saya berpikir bahwa keluarga itu
adalah mereka yang terdiri dari ayah, ibu, adik, dan kakak. Amat dangkal
pemikiran saya kala itu. Keluarga, tidak sebatas itu! Bahkan seseorang
yang baru kamu jumpai dalam perjalanan, namun punya sebuah visi yang
sama denganmu, mereka itu dikatakan sebuah keluarga.
Genap
sudah dua bulan, Acikita Foundation menjadi rumah tempat saya pulang,
istirahat, juga menghilangkan stress. Ada hal berbeda yang saya rasakan
dalam organisasi luar kampus ini. Sekrenya cukup jauh, dibutuhkan waktu
empat puluh lima menit dengan kendaraan umum. Namun, setiap kali akan
berangkat kesana, hati saya merasa riang gembira. Tak tahu kenapa.
Mulanya,
alasan saya bergabung dengan organisasi ini benar-benar tidak masuk
akal. Ketika itu, saat saya sedang berada dalam lingkungan kampus, saya
memandang Weni, teman baik saya, dari kejauhan. Dari titik saya berdiri,
saya lihat seragam abu-abunya Weni seolah berkibar ditiup angin saking
kerennya. Dia berjalan mendekati saya.
"Weni, ini seragam apa?
"Oh, ini seragam Acikita, Nadia!
"Weni, ini seragam apa?
"Oh, ini seragam Acikita, Nadia!
Semenjak
itulah saya tau bahwa Acikita merupakan sebuah organisasi yang bergerak
di bidang pendidikan dan sosial yang mempunyai cabang di berbagai
wilayah di Indonesia. Selain itu, ia menjalin kerja sama dengan negara
Jepang. Benar-benar keren. Semua ketertarikan itu berasal dari seragam
abu-abunya Weni. Namun, ketertarikan itu makin lama makin kuat. Acikita
amat sesuai dengan naluri saya yang benar-benar ingin terjun di dunia
pendidikan. Akhirnya, tanpa pikir panjang, saya mendaftarkan diri dan
mengikuti jalur open rekruitmen.
Sebagai
tahap awal, kami yang merupakan volunteer diminta mempresentasikan
sebuah job proker. Karena saya suka dunia pendidikan, maka saya membabat
habis seputar dunia itu. Sangat menyenangkan berdiri dan menerangkan
semua yang kita ingin sampaikan. Hobi saya tersalurkan juga ternyata.
Alhamdulillah tahap awal dapat kami lewati dengan baik. Sebagai tahap
kedua, kami diharuskan mengikuti outbound pada hari Rabu. Kebetulan,
Rabu adalah tanggal merah.
Jam
enam pagi, kami sudah diharuskan hadir di terminal kereta api. Yang
menjadi tempat tujuan adalah Pariaman. Saya tak akan berbagi tentang
ini, biarlah ini menjadi rahasia kami. Walau lelah, namun saya merasa
senang. Begitu juga teman-teman volunteer lainnya. Tampak dari senyuman
yang terpancar dari wajah mereka.
Kami disuruh senam sama abang dan kakak-kakak. Walau malas, apa boleh buat :)
Nah, panitia lagi merencanakan sesuatu untuk kami. Apa, ya? Kami dilarang nimbrung :(
Setelah tiga posko terlewati, kami makin menjadi-jadi akrabnya. Alhamdulillah. Lihat wajah penuh kemenangan kami ini :). Saatnya pulang dan mimpi indah!!
Sudah
dua bulan saya berada di tempat ini. Setiap kali berkunjung ke sekre,
saya rasanya enggan untuk pulang. Seolah-olah, ada magnet yang menahan
saya tetap berada disana. Terserah orang lain menganggap Acikita apa,
namun bagi saya pribadi, tempat ini adalah rumah, sedang orang-orang di
dalamnya adalah keluarga. Ya, keluarga yang sangat hangat dan
menyenangkan.
Segala
puji bagi Allah yang telah mempertemukan saya dengan orang-orang super
baik ini. Inshaa Allah, saya akan berusaha selama mungkin berada disini,
menjadi salah satu bagian dari mereka. Selagi Allah mengkehendaki. Ya,
selagi Allah mengkehendaki, saya akan selalu berada di tempat ini,
bersama mereka.
Komentar
Posting Komentar