Hafalanmu Berapa Juz, Ukhti?


Setiap kali bertemu kerabat jauh, seringkali pertanyaan seperti ini muncul. "IPKnya berapa?"
Wah, ini pertanyaan krusial. Andai mereka tau betapa linglungnya saya harus menjawab pertanyaan ini. Mengapa selalu IPK yang menjadi tolak ukur, Pak. Pernah pertanyaan itu saya lontarkan pada seorang dosen. Apa jawab beliau, dari IPK kita bisa menilai tingkat kesungguhan seseorang.
Namun, berbeda dengan pertanyaan ini. Teman-teman saya yang berasal dari wisma, pertanyaan krusialnya bukan lagi IPK.
"Hafalannya udah berapa juz, ukhti?"
Aduuh. Linglungnya saya jadi dua kali lipat. Wajah saya pucat pasi, antara malu dan marah pada diri sendiri. Mengapa tak dari dulu tahfiz?
Adik kelas saya, yang bahkan lebih muda dari saya hafalannya sudah mencapai 5 juz. Mashaa Allah.
Saya benar-benar malu. Ngapain aja saya selama ini?
Saya pernah memergoki secarik kertas yang terselip diantara lembaran Al-Qur'an milik teman saya. Apa tulisan yang saya dapati?
"Target menjadi seorang HAFIZAH!". Tangannya tak pernah lepas dari Al-Qur'an. Lalu, saya apa? Apa nilai saya di hadapan Tuhan? Mengapa saya lengah dan kalah?
Jika IPK menentukan tingkat kesungguhan seseorang, maka hafalan menentukan berapa kadar cinta seseorang pada Tuhan untuk menginjakkan kaki di pelataran syurga.
Salut untukmu, sahabat-sahabatku. Sekali lagi, Mashaa Allah.
Inilah pertanyaan krusial sebenarnya. "Hafalanmu udah berapa juz, ukhti?"

*****

Komentar

Postingan Populer