Ciri Khas!

Suatu anugrah yang tak terhingga bagi saya hingga detik ini adalah karena saya dipertemukan dengan orang-orang super baik yang saya sendiri pun takjub entah dari mana mereka asalnya. Bukankah hukum 'menyayangi' mulai berlaku saat ini? Saya berani katakan iya. Inilah mengapa saya amat suka berinteraksi dengan orang lain, terlebih mereka yang punya basic dan cara pandang berbeda, karenanya saya belajar sesuatu.

Siapapun mereka, mereka adalah keluarga. Yang bahkan jika mereka salahpun, saya tak bisa marah. Tak hanya super baik, mereka juga hebat, membuat saya lebih semangat menjadi manusia yang tak hanya menebar manfaat, namun juga bermartabat.

Senang rasanya bisa menyayangi orang lain, sebab hati akan terasa hangat. Bukankah itu yang dinamakan bahagia? Saya sama sekali tak pintar. Jauh, amat jauh dari kata-kata itu. Namun saya senang belajar banyak hal, entah itu masalah kedisiplinan, keteraturan, kerja keras, kerja sama, saya senang mempelajari semuanya. Bagi 'mereka' yang menyebut saya pintar, mohon dipertimbangkan lagi. Hei, saya tak ahli dalam perhitungan, juga tak lihai dalam menuliskan reaksi-reaksi. Yang saya bisa apa? Baca, dengar, lihat, lalu sampaikan pada orang lain.

Walau saya tak pintar, namun suatu keyakinan tertancap kuat pada diri saya. Memang, saya tak pintar, namun saya istimewa. Bukankah air, minyak, bahkan kayu mempunyai massa jenis yang berbeda? Bukankah setiap unsur punya jenis atom yang berbeda? Sama halnya dengan Allah menciptakan kamu, ya, kamu punya sesuatu yang berbeda. "Ciri khas", kamu pasti punya itu.

Tolak ukur manusia terbaik bukan dilihat dari pintar tidaknya, kaya miskinnya, melainkan KEBERMANFAATAN-nya bagi orang lain. Namun, untuk dapat menebar manfaat yang banyak, tentu kamu harus belajar banyak dahulu, harus banyak uang dulu. Berarti, logikanya dibalik. Untuk menjadi manusia yang bermanfaat, kamu harus pintar dulu, harus rajin dulu. Tak pintar tak masalah, namun rajinlah, giatlah, tekunlah. Jika tak pintar, maka belajarlah dua kali lipat lebih lama dari orang lain, lebih banyak dari orang lain.

Saya selalu memandang diri saya istimewa, bukannya pamer, namun ini adalah salah satu bentuk rasa syukur. Ingat, bagaimana persepsi kita terhadap diri sendiri akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadap kita. Membaiklah, bijaklah, sebab tak ada yang dapat meng-kuati diri selain diri kita sendiri. Bukankah kelak akan menjadi seorang Ibu? Maka kuatlah... Buat mereka kelak bangga, sebab mereka punya seorang Ibu yang luar biasa.

Setiap hari saya membaikkan diri. Kadang saya keluar sebagai 'winner', tak kalah banyak juga saya keluar sebagai 'loser'. Tapi satu hal yang pasti, saya tak akan menyerah!

Bagi teman-teman, asahlah potensi diri. Mulailah dari hal yang paling disenangi, yang membuatmu lupa waktu, lupa makan, bahkan lupa tidur, sebab itulah yang akan mengantarkanmu menuju zona kesuksesan. Salam mahasiswa!

Komentar

Postingan Populer