I Wanna Be. . .


Yey, semester enam telah tiba dan ini saatnya untuk mengeksekusi semua impian gila yang saya punya! Hari itu, saya kuliah seminar kimia dengan sosok yang saya nanti-nantikan hadirnya, amat saya rindukan ceritanya. Dosen yang telah membuat saya jatuh cinta pada dunia ilmu pengetahuan.

Tepat pukul 08.00 WIB, saya tiba di kampus. Nafas masih ngos-ngosan. Saya berlari sekencang-kencangnya agar tak telat. Nihil, saya telat seperti biasanya. Namun, dosen yang saya rindukan belum juga menampakkan sosoknya. Saya tanya pada teman-teman, mereka  hanya menggeleng tidak tau. Sepuluh menit kemudian, sosok yang saya nantikan itu datang dengan senyum khasnya. Ah, hati saya berbunga-bunga tiap kali menatap beliau. Entah kenapa, aura beliau begitu kuat dan selalu berhasil membuat saya jatuh cinta.

Hari ini, mata kuliah yang saya ikuti bersama beliau adalah Seminar Kimia. Mendadak, jantung saya berdetak lebih cepat dari biasanya. Perut saya mulas? Ah, reaksi apa yang terjadi pada tubuh ini? Mendengar kata 'skripsi' dan 'seminar' benar-benar membuat saya kehilangan keseimbangan. Gelar 'Mahasiswa Tingkat Akhir' yang seringkali saya jadikan bahan lelucon untuk menggoda kak Helni, kak Dede, hari ini seolah menjadi bencana untuk saya. Apakah ini yang namanya kutukan buah simalakama? Ah, saya tak tau.

Buk Minda Azhar, satu-satunya nama di daftar pencarian google ini tersenyum pada kami semua. Lokal berjumlah tiga belas orang. Jumlah maksimal yang terdaftar di portal. Apa artinya? Kami adalah tiga belas orang yang beruntung, maka kami wajib bersyukur dipertemukan dengan sosok beliau yang luar biasa ini.

Kalimat pemungkas beliau kembali menggetarkan hati kami, membuat mata kami berkaca-kaca.
"Saya masih ingat kata-kata almarhum ayah saya. Beliau berkata seperti ini.

Minda, pilihan yang terbaik untuk kamu adalah menjadi dosen atau dokter. Kamu tau apa alasannya? Agar regenerasi kita terselamatkan. Saat saya kuliah, hal pertama yang saya katakan pada diri ini, SAYA HARUS MENJADI DOSEN. Percayalah, nilai akan mengikut.

"Kalian tau, seorang alumni Institut Pertanian Bogor mendirikan sebuah sekolah. Sistem awal yang ia terapkan adalah anak-anak dapat sekolah dengan biaya seikhlasnya. Kini, sekolah yang beliau dirikan berkembang pesat. Dengan niat mulia seperti itulah ia merintis sekolahnya. 
"Ananda, kalau kamu jadi pendidik, jangan pernah bermimpi bergelimang harta. Jadilah pribadi yang bermanfaat.

Bu Minda juga menceritakan kepada kami tentang Romi Satria Wahono. Teman-teman bisa kunjungi blognya hanya dengan mengetik namanya di google. Beliau kini menjelma menjadi pendidik yang luar biasa. Tau berapa jam tidurnya? DUA JAM SEHARI! Beliau beranggapan, TIDUR MEMBUANG UMUR! Bacalah tulisannya, dan kalian akan tau betapa mengagumkan dirinya.
"Ananda, jika menulis skripsi, jangan hanya meniru tulisan senior-seniormu. Bacalah jurnal internasional, lalu temukan sesuatu!

Ah, setiap kali bertemu beliau, saya tau betapa kecilnya saya. Betapa malasnya saya selama ini. Saya biarkan hari demi hari berlalu dengan kesia-siaan. Sekarang? Tidak lagi! Hari ini saya memegang erat-erat prinsip Romi Satria Wahono, TIDUR MEMBUANG UMUR! Saat saya sugestikan hal itu pada diri saya, saya berhasil. Sama sekali tak mengantuk. Akhirnya saya sadar, detik demi detik terlampau berharga untuk diabaikan.

Oh ya, saya juga harus banyak belajar. Biar terlihat keren seperti halnya Bu Minda dan Bu El. Guru yang wawasannya tinggi lebih enak mengajar dibandingkan guru yang wawasannya sempit. Itu yang harus saya pegang. Jadi, saya harus pintar supaya bisa didengar. Semangat, semangat!
Bu Minda, sosok yang selalu meluangkan waktu dua jam setiap harinya untuk menulis. Beliau sering bilang, "Selagi saya ingat, saya tuliskan semuanya. Mudah-mudahan kelak tulisan ini akan menjadi pahala saat saya tak lagi mengajar." Tidakkah kita ingin meniru?

Saya masih ingin jadi guru? Hm, sepertinya saya berubah pikiran. Biarlah itu menjadi rahasia antara saya dan Tuhan. Yang penting, saya ingin menebar manfaat pada sebanyak-banyak ummat! Semangat menghidupkan impian, mari gila-gilaan untuk menjadikannya kenyataan!

Saya bersyukur sekali mendapat kesempatan kuliah di jurusan Kimia FMIPA UNP. Jika tidak, bagaimana mungkin saya bertemu orang-orang luar biasa ini? Alhamdulillah. Alhamdulillah!

Komentar

Postingan Populer