Siapa yang Saya Sukai?

Suatu hari, saya ditanya oleh seseorang, siapa yang saya sukai? Spontan, saya menggeleng keras. Tak ada, sama sekali tak ada. Biarlah Tuhan yang menentukan hingga tiba waktu yang tepat. Segala sesuatu akan indah pada waktunya, bukan? Semuanya sahabat, semuanya keluarga. Hanya akan berganti status pada saat yang tepat dengan cara yang bermartabat. Jangan menyukai orang lain terlampau dalam, sebab, belum tentu dia akan menjadi jodohmu, bukan?

Sekarang ini, adalah saat yang paling tepat untuk gila-gilaan dan habis-habisan dalam mengeksekusi semua impian dan harapan. Jadi, sama sekali tak ada waktu untuk baper-baperan, galau-galauan. Bijaklah, hidup tak hanya beretorika tentang cinta. Lebih dari itu, hidup mengajarkan kita tentang kekeluargaan,  persahabatan, perjuangan, juga tekad yang kuat. 

Mari menyelam mengarungi samudera kehidupan! Temukan teman-teman baru, keluarga yang hangat, ilmu-ilmu yang menakjubkan, lalu goncanglah peradaban dengan cara menebar manfaat yang banyak pada sebanyak-banyak ummat. Jadi, jika kita sudah baik, tentu jodoh datang dengan sendirinya. Tak perlu galau, sahabat. Air tak akan mungkin bercampur dengan minyak, bukan? Inshaa Allah kamu akan menemukan orang-orang baik jika kamu selalu berada di lingkungan yang baik. Jika pun tidak, pasti Allah menyimpan sebuah rencana yang indah, rencana yang inshaa Allah akan menjadi pembelajaran bermakna bagi hidup.

Saya sarankan, jadi wanita itu, jangan mudah jatuh cinta! Jaga perasaan itu baik-baik, sebab ia begitu rapuh. Cintailah mereka yang sudah menjadi imammu. Sebab, cinta yang bersemi saat telah halal, berkahnya luar biasa. Itulah sensasi yang tak mampu dinikmati oleh mereka yang pacaran sebelum menikah. Setia itu bukanlah saat ijab qabul telah terucap, melainkan dari saat ini. Saat dimana kita menjalani kesendirian dengan baik, dengan perbaikan diri sedikit demi sedikit. Bukankah ini berarti jomblo fi sabilillah berlaku? Ya, jadilah jomblo fi sabilillah, inshaa Allah barokah.

Nah, jika ada yang bertanya lagi pada saya, adakah orang yang saya sukai, saya kembali menggeleng keras. Tak ada jawaban, bahkan saya tak tahu harus menjawab apa. Tahukah kamu bahwa Allah bisa membolak-balikkan hati dengan mudahnya? Seseorang yang kita suka, suatu saat menjadi seseorang yang kita murka. Mengapa bisa? Itulah hebatnya. Makanya, jawabannya saya kemas dalam diam.  Lagipula, tak boleh pacaran sebelum menikah. Bukankah tak baik memetik buah sebelum matangnya? Saya harap, teman-teman semua menjalani kesendirian ini dengan baik. Lihat saja gas mulia, walau sendirian, ia mampu untuk tetap stabil. Bukankah semua unsur menatap iri gas mulia? Ya, semua unsur berebut ingin menjadi sepertinya. Lalu, apa yang menahan kita untuk menjadi gas mulia? Tak ada! 

Intinya, selagi muda, tingkatkan kualitas diri, terutama keimanan dan pengalaman. Banyak-banyak belajar, bahkan bertanya. Ya, belajarlah sebelum suatu saat kita yang mengajar. Bertanyalah banyak-banyak sebelum kita dijadikan tempat bertanya anak cucu kelak.

Mungkin sahabat heran, mengapa saya yang biasa menulis cerita tentang motivasi, hari ini malah tampil dengan tulisan berbeda. Ada baiknya variasi sehingga menjadi sensasi. Bahkan, masalah perasaan akan tetap menjadi trending topic kaum muda, bukan? Yah, tak ada salahnya menulis tentang ini. Baik, demikian. Semangat, jomblo fi sabilillah!

Komentar

Postingan Populer