On atau Off-nya Gen Sangat Dipengaruhi oleh Pikiran Kita!

"Saya harus menulis. Selagi saya masih ingat, maka akan saya tuliskan semuanya."
Demikianlah penuturan dari dosen saya, dan saya selalu renungkan kembali kata-kata itu dalam benak saya. Ya, selagi ingat, selagi masih diberi kesempatan, mari kita ukir sebuah keabadian dengan tulisan. Hari ini, ayo kita berbicara mengenai gen. Memang saya tak terlalu pintar dalam biokimia, namun paling tidak, saya bisa berbagi sesuatu pada teman-teman.
"Ananda, apakah Ananda percaya bahwa kekuatan pikiran mampu meng-on dan meng-offkan gen yang kita miliki?"
Seketika, saat mendengar informasi itu, mata saya tak berkedip sedikit pun. Saya pandang teman-teman lain, mereka juga terpana mendengar ucapan dosen biokimia favorit saya itu. Lalu, apa yang saya temukan di gramedia? Saya benar-benar menemukan buku yang dikatakan dosen saya tersebut! Mashaa Allah. 
 
Saya menyadari bahwa kesulitan terbesar saya adalah memaparkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan keilmuan. Karenanya, saya mengutip dari sebuah blog https://naqsdna.wordpress.com, silakan di cek. Apa yang dijabarkan dalam buku tersebut?


Category: Books
Genre: Science
Author: Kazuo Murakami, Ph.D
Judul : The Divine Message of the DNA, Tuhan dalam Gen Kita
Penulis : Kazuo Murakami, Ph.D (ahli genetika terkemuka dunia)
Penerbit : Mizan


Awalnya saya pikir ini buku ilmiah, yang menjelaskan segala ttg DNA. Ya semacam textbook. Tapi ternyata berisi tentang perjuangan sang penulis dalam memecah kode genetik pada renin. Penelitian yang paling dihindari oleh kebanyakan ilmuwan-ilmuwan tingkat dunia lain.

Dalam perjalanan penelitian inilah, Murakami menemukan keajaiban dari DNA yang tak sekedar kumpulan basa-basa purin yang membawa kode genetik makhluk hidup. Karakteristik genetik yang selama ini dianggap bersifat tetap dan niscaya, dalam penelitiannya Murakami memperkenalkan konsep on/off yang diatur oleh gen-gen. Dan ajaibnya tombol on/off gen ini sangat dipengaruhi oleh pikiran kita! Pikiran dapat mengaktifkan atau menonaktifkan gen-gen kita, ’you are what you think’.

Juga dipaparkan bahwa setiap manusia diberi porsi kemampuan yang sama. Hanya saja ada yang gennya dalam keadaan on sedang yang lain off. Dan kemauan yang keras disertai usaha dan pikiran positif  ternyata mampu meng-ON-kan gen positif kita yang tadinya dorman.


Penulis juga menemukan bahwa kondisi on atau off-nya sebuah gen juga berpengaruh terhadap kesehatan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kanker paru-paru justru dapat mengenai mereka yang sama sekali bukan perokok, sedangkan yang perokok aktif justru tidak/belum terkena kanker paru-. ini terkait dengan kondisi on/off gen yang mempengaruhi penyakit tersebut.


Karakteristik-karakteristik genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi selama ini dianggap para ahli bersifat tetap tak berubah) dan niscaya. Namun, penelitian-penelitian mutakhir menunjukkan bahwa lingkungan dan faktor-faktor eksternal lainnya mengubah kerja gen-gen kita. Sudah banyak diketahui peran faktor-faktor fisik dan kimiawi, tetapi dalam buku ini, dr. Kazuo Murakami menawarkan perspektif baru: apa yang kita pikirkan dapat mengaktifkan gen-gen positif dan menonaktifkan gen-gen negatif. Apalagi bila dengan sengaja kita melatih hati dan Fikiran kita dalam sebuah Tekhnik seperti Meditasi dan yang lainnya seperti yang dikenalkan oleh Metode NAQS DNA ini. Maka potensi-potensi Positif yang selama ini tertidur di dalam Gen kita akan menjadi Aktif.


Sepanjang penelitiannya, Murakami menemukan bahwa sifat kompleks dari DNA sebagai cetak biru makhluk hidup, bukanlah hal yang terjadi secara tiba-tiba, sebagaimana yang sering didengungkan para ilmuwan atheis lain. Murakami akhirnya mengakui bahwa ada ’sesuatu’ yang dahsyat dibalik penciptaan DNA ini. Dan dia menamakan sebagai ’Sesuatu Yang Agung’. Dengan kata lain, potensi Anda tersembunyi dalam gen-gen Anda. Karena kode genetik terbukti terlalu kompleks sehingga tak mungkin terbentuk secara acak, fakta ini membuktikan bahwa ada kekuatan yang lebih besar di alam semesta ini. Ia yakin bahwa segala kehidupan datang dari sumber itu sang asal mula. Semua sel memiliki bentuk yang serupa. Oleh karenanya, kehidupan dalam segala bentuk, manusia, hewan, tumbuhan, dan bahkan sel tunggal harus dihormati dan dihargai.

Demikianlah ungkapan di dalam blog tersebut. Lalu, apa tanggapan saya? Saya percaya itu, saya percaya. Di kelas 2 SD, saya merasa diri saya bodoh, lamban menangkap informasi, dan tak bisa diandalkan. Pikiran negatif banyak menghantui saya ketika itu. Apa yang terjadi setelahnya? Saya rangking nomor dua dari belakang, 28 dari 29 siswa.

Saat saya duduk di kelas 3 SD, saya pindah sekolah. Saya merasa ketika saya pindah, semua pun ikut berubah. Saya menyadari bahwa di dalam diri saya ada sebuah bakat yang terpendam, ada sebuah kepandaian yang belum tersalurkan. Akhirnya saya mulai belajar dengan sungguh-sungguh. Apa yang terjadi setelahnya? Saya rangking 5, 3, bahkan sempat merasakan betapa bahagianya menjadi rangking satu.

Hei, apa yang terjadi? Saya yang dulu terbelakang, sekarang bisa menjadi orang-orang yang terdepan. Rahasianya, adalah kekuatan pikiran.

Saya masih punya cerita lain. Di perkuliahan, lain lagi ceritanya.Saat saya mensugesti diri saya dengan kata-kata yang baik, maka hasilnya fantastis. Bayangkan, ketika saya berpikir bahwa saya seorang 'pemenang', IP saya nyaris 4 di akhir semester. Namun, adakalanya saya lagi drop, dan berpikir bahwa saya adalah seorang 'pecundang', mendadak IP saya langsung jatuh. Hei, betapa hebatnya kekuatan pikiran. Makanya, kita diminta Tuhan untuk selalu berprasangka baik, sebab Allah mengikuti prasangka hamba-Nya.

Semakin kita belajar, semakin banyak kita tau, dan semakin banyak kita menertawakan betapa banyaknya ketidaktahuan kita. Benar kata dosen saya, semakin banyak kita tau, maka akan semakin banyak kita tertawa. Menertawakan apa? Menertawakan semua kebodohan yang pernah kita lakukan di masa lalu.

Bagaimana caranya agar kita selalu berpikir positif? Pilahlah lingkungan yang membuatmu berpikir demikian. Hindari banyak berkomunikasi dengan mereka yang sering mengeluh, malas, dan selalu berburuk sangka. Bukan karena kita lebih baik, bukan seperti itu maksudnya. Jika mereka meminta solusi, barulah kita membuka tabir antara kita dan mereka. Namun, jika tidak, biarkan. Itu adalah PR mereka, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Mereka pasti bisa, karena saya saja bisa! Kemasi hidupmu, agar bisa bermanfaat untuk banyak orang. Lalu, semakin mendekatkanmu dengan Allah. Ya, itu tujuan kita sebenarnya.

Komentar

  1. Ada dua dosen tanpa sengaja nadia ceritakan di sini ^^
    Ah, nad seketika menjadi iri (dalam arti positif) :')

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer