Tentang Ibu

Seorang Ibu, adalah peri cantik yang diutus Allah untuk menjaga, membimbing, dan menyayangi kita di dunia. Percaya tidak, seorang ibu selalu menyimpan sepucuk surat, sepotong pesan, bahkan kado kecil anaknya baik-baik. Saya dan Ibu tak terbiasa mengungkapkan perasaan masing-masing melalui kata, hingga pada akhirnya kami tuturkan melalui aksara, dan biasanya semua perasaan itu terungkap setelah kami berpisah.
Tiga minggu yang lalu, saya pulang. Ponsel Ibu tergeletak di atas meja. Saya penasaran, lalu saya utak-atik isi di dalamnya. Tampak ada beberapa pesan di kotak masuk. Tak biasanya Ibu menyimpan pesan-pesan lama. Setiap pesan yang sudah Ibu baca, selalu dihapus. Ibu tak suka dengan segala seuatu yang menumpuk tanpa ada arti.
Tapi, apa yang saya temukan? Pesan yang sudah lama, yang pernah saya kirimkan di hari Ibu. Ibu masih menyimpannya? Tak mungkin! Tak hanya itu, pesan ucapan milad yang saya dan teman-teman Acikita kirimkan, semua juga masih tersimpan dengan baik dalam ponsel Ibu sehingga masih bisa saya baca semuanya.
Ah, pertanyaan krusialnya, apakah kamu pernah menyimpan 'pemberian Ibu' sebaik Ibu menyimpan pemberianmu? Jika iya, apakah masih ingat dengan 'kepercayaan' yang Ibu titipkan jauh hari sebelum kita kuliah? Pegang erat kembali, eksekusi kembali. 
Sayangi Ibu sepenuh hati, selagi masih ada waktu. Jika ada diantara kita yang Ibunya telah tiada, doakan selalu. Kasih Ibu sepanjang jalan, dan kasih anak pun demikian. Tak boleh ada yang berubah! Ya Allah, ampuni dosa kedua orang Ibu Bapakku, sebagaimana mereka mengasihi kami sedari kecil. Aamiin, aamiin. Doakan Ibu selalu, karena dalam sepertiga malamnya yang pertama Ibu ingat adalah namamu! Ya, namamu!
Kasihi mereka, sayangi mereka, berbicaralah dengan bahasa yang halus. Katakan padanya, betapa kau menyayanginya. Tanpa kata, biarkan aksara yang mewakili

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer