Komitmen


Sekarang, saya paham kenapa lebih baik bagi seorang wanita untuk 'tak mengupload' fotonya ke media sosial. Selebar apapun kerudungmu, bukankah wajah itu tetap dapat mendatangkan fitnah? Beberapa waktu lalu, teman saya mengupload foto ke BBM, wah, saat dilihat, ada saya di sampingnya, dan sesuatu benar-benar terjadi. Sesuatu yang membuat saya kapok untuk mengupload foto hanya berdua, bahkan bertiga, karena wajah kita akan tampak jelas disana. Sebenarnya, apa yang terjadi? Ada beberapa orang menanyai saya dan bermaksud ingin mengenal saya. Ya Allah, malu rasanya. Jangan sampai apapun yang kita lakukan menggoncang hati mereka, itulah pentingnya 'menjaga', baik sikap maupun perbuatan. Saya sampaikan ini, agar sahabat tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang saya lakukan.

Lalu, bagaimana dengan beliau yang ingin mengenal saya? Pertama, saya ucapkan terima kasih, karena niatnya baik ingin menyambung silaturrahmi. Kedua, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena saya tak terbiasa berinteraksi dengan seseorang yang baru saya kenal. Saya yakin, konotasi 'mengenal' disini arahnya bukan sebatas pertemanan, karena itu saya merasa keberatan. Teman-teman saya semangat 'nyomblangin' saya dengan seseorang yang masih ada hubungan keluarga dengan mereka. Berkali-kali saya hanya tertawa dan mengabaikan candaan mereka, namun sudah dua hari ini mereka terus mengulang perkara yang sama. Jadi, saya katakan seperti ini. "Jika mau mengenal, udah ada aturannya menurut Islam." Jujur, jika memang menyukai saya, tolong jangan dekati saya. Jangan telfon, sms, bahkan chat saya. Karena, semua itu hanya akan mengusik kedamaian hati dan meregangkan kedekatan saya pada Ilahi Rabbi. Saya yakin, mereka yang bersungguh-sungguh menyukai kita, tak akan tega mengusik kedekatan kita pada Sang Pencipta. Sebaik-baik imam adalah mereka yang ta'at pada perintah Allah, bukan? Karenanya mereka tak akan sanggup berkata kasar, memukul, bahkan menyakiti pasangannya. Dan mereka hanya datang saat siap, di waktu yang tepat.

Saat teman saya berbicara mengenai kesuksesan, bahkan kemapanan keluarga 'beliau', saya memang sedikit marah dalam artian kurang suka. Bagaimana mungkin saya menjadikan itu prioritas? Ada sedikit tamparan dalam hati saya, mengapa mereka memperbincangkan itu di hadapan saya? Semudah itukah saya akan suka hanya karena dikatakan seperti itu? Tidak, sungguh tidak. Wanita manapun dia, seusia apapun dia, saya yakin yang mereka jadikan prioritas pertama kali itu adalah agama dan akhlaknya, bagaimana ketaatan pada Tuhan-nya. Mereka yang serius akan menjagamu sebagai wujud menghargaimu, lalu menemui kedua orang tuamu sebagai bukti bahwa mereka punya sebuah komitmen.

Jodoh memang tak ada yang tahu siapa orangnya, kapan datangnya, dan dimana waktunya. Namun hal yang harus kita lakukan adalah senantiasa membaikkan diri dari waktu ke waktu.
Ayah saya adalah keluarga petani, dan ibu saya adalah keluarga saudagar, ketika Tuhan berkata, 'Kun Fayakun', jadilah maka jadilah ia, dan akhirnya mereka dipertemukan dengan orang yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang telah Allah rencanakan jauh-jauh hari dalam Lauh Mahfuznya.

Pesan saya kepada sahabat-sahabat lelaki yang membaca postingan ini, baikkan saja diri setiap saat, datanglah pada keluarganya ketika kamu siap, jangan dekat-dekat, takut nanti berujung maksiat. Ingat, komitmen! Kemudian, untuk wanita, baikkan juga diri setiap saat, diskusikan dengan keluarga saat ada seseorang yang datang, selama penantian, terus baikkan diri. Yuk, para jomblo fi sabilillah, kita berdoa bersama ^^

Ya Allah, pertemukanlah kelak hamba dengan seseorang yang baik agamanya, indah akhlaknya, sayang pada Ibu bapak dan adik-adik hamba. Pertemukan kami di saat yang tepat, ya Allah.

Mohon doanya semoga tugas akhir saya lancar penggarapannya, Sahabat! ^_^

Komentar

Postingan Populer