Cinta?


Seharian ini begitu banyak waktu yang tersita. Ceritanya saya baru bimbingan, dan mentok di satu titik. Baca buku ini dan buku itu, hasilnya saya terkapar cantik diantara semua tumpukan buku itu. Ah, benar-benar hari yang melelahkan. Saya tau, tidur tak menyelesaikan masalah. Namun, susah melepaskan diri dari tabiat buruk ini. Kondisi saya benar-benar memprihatinkan, dan hal ini tak boleh dibiarkan! Setelah shalat magrib, saya berangkat menuju Madani Cendekia yang lokasinya hanya dua puluh langkah dari kosan. Tidur tak mengubah apapun, hanya saja, hadirnya teman-teman baik akan meringankan suasana hati.

Benar saja, adanya. Disana ada Khairul, Hengky, Cindy. Ah, bincang-bincang dengan mereka akan selalu membuat perasaan saya hangat karena saya tau benar bahwa mereka adalah orang-orang baik. Banyak pola pikir yang mulai saya benahi semenjak mengenal mereka. Nah, tadi kami membahas masalah yang lebih krusial bernama 'perasaan'. Bagaimana pandangan antara laki-laki dan wanita beradu saat membahas masalah krusial ini? Simak saja, ya.

"Nadia, udah ada yang datang ngelamar kamu?"
Hati saya berdesir. Ya Allah, pertanyaan menyudutkan macam apa ini. Si Hengky memang benar-benar usil. Yang bertanya hanya tersenyum simpul. Andai dia tau bahwa jantung saya seolah berhenti berdetak. Tidak, saya tak boleh membiarkan ketidakeleganan ini terjadi! Saya harus tetap tampak 'cool'. Saya tarik nafas panjang, lalu mencoba tetap tersenyum.
"Hengky, jodoh itu tidak datang tepat waktu. Namun percayalah, bahwa dia akan datang di waktu yang tepat."
Yang nanya masih aja ketawa, bahkan ketawanya makin lebar. Lah, anak ini bikin saya kesal saja. Teman saya yang lain, Khairul juga ikutan ketawa. Mereka benar-benar tak percaya bahwa saya menyandang setia prinsip 'gas mulia'. Gas mulia juga sendirian, tapi mereka tetap 'stabil'. Andaikata mereka mulai goyah, mereka hanya akan mencari 'gas mulia' lain sebagai pasangannya. Anak berdua itu masih tetap tak percaya. Ya sudahlah, biar Tuhan saja yang tau.

Saya tau betul bahwa mereka berdua punya 'seseorang' yang mereka harapkan menemani perjuangan di masa depan. Dan saya juga tau bahwa mereka berusaha menjaga perasaan itu baik-baik. Ya, saya harap mereka mendapatkan wanita yang baik nantinya, karena sungguh, mereka itu orang-orang baik.
 "Nadia, semua orang sudah menemukan tambatan hatinya. Kamu kapan?"
Beberapa hari yang lalu, Marisa, teman sekamar saya juga menanyakan hal yang serupa. Lalu saya tangkis pertanyaannya dengan jawaban yang saya berikan pada Hengky. Kadang saya mikir, kenapa harus terburu-buru? Pernikahan itu sakral, bukan hanya hubungan antara dua insan yang mencintai karena Allah, namun juga sebuah ikatan antara dua keluarga. Pernikahan itu bukan soal cinta saja, melainkan lebih pada komitmen. Komitmen untuk terus hidup bersama, bahu membahu membangun mahligai rumah tangga, lalu saling membaikkan diri satu sama lain. Setelah menjadi seorang istri, kamu akan menjelma menjadi seorang Ibu. 
Dosen saya bilang seperti ini, "Nadia, merawat bunga anggrek saja kita butuh ilmu. Apalagi merawat seorang anak!"
Tiga tahun sudah lamanya saya terjebak pada sebuah paradigma bahwa wanita itu tak baik sekolah tinggi-tinggi. Cukup setelah menjadi sarjana, menikah, lalu menjadi ibu yang baik. Kemarin saya iseng ke toko buku. Saya tak punya uang, tapi disana banyak buku yang bisa dibaca karena segelnya memang sengaja dibuka sebagai sampel untuk setiap judul bukunya. Lalu, saya temukan sebuah buku bernama "Alpha Girl". Sebuah buku yang menceritakan bagaimana seorang wanita itu harus kuat, mampu melakukan banyak hal, dan berhak untuk sekolah tinggi-tinggi. Paradigma saya berubah total sesaat setelah menamatkan bukunya. Saya jadi mikir, sekolah tinggi saya bukan demi karir semata. Tapi juga sebagai madrasah untuk si buah hati nanti, sebagai penguat untuk siapapun pendamping hidup saya nanti, sebagai wadah untuk menebar kebaikan kepada sebanyak-banyak orang hingga hidup saya terasa berarti.

Saya memang tak punya 'seseorang'. Tapi Allah tau betul siapa yang baik untuk saya yang seperti ini. Sms-an, telfonan, ketemuan, jalan bareng hanya boleh dilakukan saat pacaran. Pacaran setelah menikah maksud saya! Hehe.

Hengky mengajarkan saya sesuatu. Setiap orang pasti punya titik kelemahan. Tak mungkin karena kita menuntut seseorang sempurna, maka kita tolak semua yang hadir. Hanya saja, ayo kita bertanya lagi pada diri sendiri, "Apakah titik lemahnya itu masih bisa dibenahi ataukah akan berdampak besar di masa mendatang nanti?". Jangan kira cinta juga membuatmu buta. Hei, ayo logis!

Lalu, bagaimana cara menjaga 'perasaan' itu 'baik-baik"?
Seseorang berkata seperti ini pada saya. "Nadia, seseorang benar-benar nyata mencintai kita saat ia telah membisikkan namamu dalam untaian doanya. Berharap kamu baik-baik saja dimana pun kamu berada. Memohon agar kelak didekatkan jika benar kamu adalah jodohnya. Jika kamu ternyata bukan jodohnya, maka ia akan meminta pada Allah agar hati kalian saling meniadakan, tak ada lagi yang dipendam, pada akhirnya semua perasaan itu redam.
Benar. Seorang wanita yang sudah menyukai hingga tahap seperti ini memang melakukannya. Toh, banyak teman dekat saya yang melakukannya. Lalu, bagaimana dengan laki-laki? Saya pernah mendapati beberapa teman lelaki saya menyimpan foto seseorang yang disukainya. Cukup satu foto untuk mereka lihat secara berkala. Entahlah, mungkin mereka berdoa setiap kali memandangi foto itu. Saran saya, jangan terlampau sering memajang foto pribadi di media sosial. Karena foto kamu bisa dimiliki siapapun! Kalau berfoto, ayo bareng-bareng biar kamu tak begitu jelas disana. 

Laki-laki yang baik akan mengharapkan wanita baik-baik. Bahkan seseorang yang tak baik pun akan mengharapkan seseorang yang baik untuk berada disisinya. Jadi, ayo kita baikkan diri, sedikit demi sedikit.

Kadang saya ketawa lihat tingkah Hengky sama Khairul. Mudah-mudahan mereka dapat seseorang yang baik. Yang baca blog saya juga, mudah-mudahan dianugrahi seseorang yang juga baik. Saya bukan baper, ya. Hanya pengen berbagi bahwa tak ada yang salah dalam kesendirian selagi kita punya teman-teman dan lingkungan yang baik. Sekian dulu, ya. Besok jam 7, pagi-pagi sekali saya harus menghadiri 'coaching' sebagai pembekalan praktek lapangan. Doakan saya, ya! Okey, selamat istirahat. Alhamdulillahirobbil alamin, atas semua nikmatmu yang tak berhingga ya Allah... 

Cinta? Itu pasti dan nanti, di saat yang tepat menurut Allah..

Komentar

Postingan Populer