Hijrahnya Gadis Kecil Bernama Kessy
Saya masih ingat dengan jelas. Hari itu adalah
hari Rabu pagi. Saya sedang berjalan menuju ruang majelis guru, hingga
tampaklah seorang anak berlari mendekati saya. Sambil memegangi telapak tangan
saya, gadis kecil bernama Kessy itu membisikkan sesuatu pada saya. “Ibu, lihat
kerudungnya Kessy. Udah lebar, kan, Bu? Inshaa Allah sebentar lagi Kessy pake
manset kayak Ibu. Kita hijrahnya pelan-pelan, kan, Bu?”. Saya tersenyum simpul
mendengar bisikannya. Gadis kecil ini selalu berhasil membuat saya tertawa dengan
apa saja kalimat yang dilontarkannya. Andaikan gadis kecil ini tau, saya jadi
belajar sesuatu mengenai kata ‘hijrah’. Persis saat saya seumuran Kessy, saya
memutuskan untuk hijrah. Hijrah dalam artian mengenakan kerudung lebih syar’i.
Ah, memang sudah terlampau lama saya hijrah, namun Kessy seolah datang
menyambar saya, menampar nurani saya, bahwa setiap hari itu semangat hijrah
harus selalu ada. Karena selain penampilan, saya menyadari sekali banyak hal
yang harus saya benahi, termasuk sikap, cara bicara, menjaga pandangan, menjaga
pergaulan dengan lawan jenis, semangat dalam menunaikan amalan wajib maupun
sunnah. Saya jadi mikir, kapan ya saya terakhir menikmati dhuha dan tahajud?
Kapan terakhir kali saya berkumpul dengan orang-orang shaleh untuk mengupgrage
semangat ibadah saya? Aduhai Tuhanku, apakah ternyata konsep hijrah hamba masih
sama dengan yang hamba pahami enam tahun silam? Hanya sebatas mengenakan
kerudung lebar? Jika demikian, merugilah engkau wahai diri, merugilah engkau!
Sungguh di luar sana, begitu banyak saudari-saudarimu yang bangun di sepertiga
malam terakhir. Menikmati kesendiriannya dengan Allah swt. Sebagian lainnya
terjaga sebelum adzan shubuh berkumandang, mereka tunaikan shalat dua rakaat
dan mereka baca kitab yang difirmankan Tuhan-Nya. Wahai diri, tidakkah engkau
cemburu? Apakah dunia melenakanmu? Apakah virus merah jambu menghampiri dan
membuatmu mengabaikan Tuhanmu? Kembalilah. Karena taatmu, adalah bahagiamu.
Taatmu pada Tuhan, akan memberimu ketenangan bahkan kedamaian. Kembalilah.
Tidakkah engkau rindu? Tidakkan engkau cemburu pada saudari-saudarimu, yang
menghabiskan waktunya bersama Tuhannya? Karena hijrah, tak hanya sebatas
penampilan. Konsep hijrah, lebih dari itu!
Komentar
Posting Komentar