Membaikkan Diri

"Kita masih butuh mata ini, dalam waktu yang lama". Kalimat itu yang terus terngiang saat kak Visa mengakhiri omelannya malam ini. Salah saya juga, ngetik dalam gelap. Hehe. Akhirnya pas nyadar kalimat kakak ada benarnya, saya langsung ganti lokasi dengan pencahayaan yang lebih memadai. Gimana mau menang debat saya kakak yang satu ini coba. Haha.

Apa kabar, Sahabat? Saya harap, siapapun yang berkesempatan membaca blog ini dalam keadaan sehat, bahagia selalu. Hari ini, saya ingin sharing terkait dua kata, 'membaikkan diri'. Sudah tiga hari belakangan ini saya nginap di rumah kak visa (yang inshaa Allah bakal walimahan tanggal 6 Januari di usianya yang baru 23 tahun. Mohon doanya, semoga dimudahkan segala perkara.) Tinggal sementara di rumah kakak, tentu banyak kebiasaan berbeda yang akan kita temui. Toh, dari keluarga yang berbeda dengan cara pandang yang tentu saja tak sama.

"Nadia, bangun. Katanya tadi mau tahajud!

Seseorang mengguncang-guncang tubuh saya. Saat saya membuka mata, saya melihat kakak. Rasanya malas sekali untuk bangkit, terlebih hari hujan. Tapi karena kakak, saya paksa diri ini untuk bangkit dan segera melangkah ke kamar mandi yang hanya berjarak sepuluh langkah dari pintu kamar. Saat saya membasuh muka, rasanya adem sekali. Rasanya saya berwudhu nikmat sekali, lain halnya dengan shalat wajib. Setelah selesai wudhu dan siap dengan mukenah yang dikenakan, kakak mengumpulkan saya dengan sepupu lainnya. "Kita shalat tahajjud berjama'ah, ya." Kami nurut. Tante yang menjadi imam. Lafadz takbir menggema, dan kami tunaikan shalat dengan khusyu. Sujud bersama disaat banyak orang terlelap dalam tidurnya, itu sensasinya luar biasa sekali. Saya jadi rindu untuk dekati Allah lagi semenjak malam itu. Karena, sudah lama tidak.

Di pagi hari, diputarlah murrotal Al-Qur'an dan lagu senandung Qur'an (penyanyi : Rijal Vertizone). Saya benar-benar merasa rindu dengan Allah. Rindu untuk kembali membaikkan diri. Rindu sekali. Allah baik sekali. Allah lahirkan saya dari mama dan papa yang amat baik. Allah pertemukan saya dengan kakak, tante, dan sepupu yang tak kalah baik di tempat ini. Lalu, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan, Nadia?

Banyak sekali saya belajar di tempat ini. Ayo semangat membaikkan diri. Karena dengan mengingat Allah, hati kita menjadi tenteram.






Komentar

Postingan Populer