Ibu Rindu Kalian!
“Bu, dia mencontek saat ujian, Bu!
“Bu, kami boleh makan dulu sebelum belajar kan, Bu. Sama Pak Mukhlis, kami ndak sempat jajan, Bu.
“Bu, kami boleh makan dulu sebelum belajar kan, Bu. Sama Pak Mukhlis, kami ndak sempat jajan, Bu.
“Bu, saya tak paham materi ini.
Ajarkan ya, Bu.
Ah, malam ini saya rindu dengan
semua celoteh mereka. Apa kabarnya anak-anak? Ya Allah, bahkan tak sempat diri
ini pamit, bahkan hanya untuk mengatakan jaga diri mereka baik-baik saja tidak.
Semoga dimanapun berada, mereka baik-baik saja, semangat seperti biasanya,
nakal sebagaimana adanya. Haha.
Nadia, ayo cepat, kelarkan
skripsimu. Tidakkah rindu mengajari anak-anak kembali? Menjadi saksi atas tawa
dan isak tangis mereka? Tidakkah kamu rindu ketemu Bu Nelvida, pamong yang kamu
anggap sebagai ibumu sendiri? Kelarkan, kembali, lalu peluk Ibu dengan erat.
Tidakkah kamu rindu masakan Ama Med, kelakar Pak Mukhlis, keisengan Pak Jel,
tawa Pak Refi? Belum lagi Kak Putri dan Bang Tio yang selalu siap kapanpun kamu
jatuh bangun karena ulahmu sendiri.
Ah, Tuhan. Ternyata hamba-Mu
benar-benar merindu sekarang. Tempa hamba menjadi seorang guru yang hebat, Ya
Allah. Tempa hamba, Ya Allah. Hamba siap menjadi seorang pendidik masa depan!
Komentar
Posting Komentar