"Bagaimana mungkin jiwa yang tak pernah mencintai akan dicintai oleh yang lain?"

Kalimat ini mengagumkan. Mendengarnya saja, membuat hati ini terenyuh. Indah sekali. Itulah kalimat yang dilontarkan Ummi saat pengajian berlangsung. Untaian kata itu mengingatkan saya pada hati yang kadang membenci tanpa sebab, berprasangka tanpa ada bukti pada orang-orang di sekitar saya. Masih adakah sebongkah kebencian dalam hati kita? Singkirkan, buang sejauh mungkin. Karena hati berhak merasakan kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan. Dan kebahagiaan akan enggan untuk mendekat jika hati masih diliputi oleh kebencian.

"Nadia, ruh manusia dengan manusia lainnya saling berhubungan", ujar Nenek suatu hari. Saat kamu begitu menyayangi seseorang, mereka akan berbalik menyayangimu. Saat kamu sedang membenci seseorang, mereka juga akan berbalik membencimu.

Konsep Islam itu indah sekali, "Give, give, and give!". Jangan pernah berhenti. Bahkan disaat ada segelintir orang yang membicarakan kejelekanmu, menertawakanmu diam-diam, ayuk tetap senyum. Sapalah mereka setiap kali berjumpa, lemparkan senyum terbaikmu pada mereka. Bersikaplah seolah kamu tak tau apa pun. Karena mungkin, mereka salah memaknai. Karena mungkin, mereka belum mengenalmu dengan baik. Setiap manusia terlahir dengan nurani yang mencintai kebaikan. Bukan manusia namanya jika tak pernah salah langkah.

Hati sangatlah peka. Sangat mudah bagi hati untuk merasakan siapa yang menyayangi dan siapa yang belum bisa menyayangi. Tatapan mata, gestur wajah, tutur kata, semua akan menunjukkan isi hati. Mereka yang selalu berpikir positif, maka akan tampaklah dari wajah dan binar matanya. Tulus sekali, sejuk sekali untuk dipandang.

Saya bahkan pernah membaca sebuah tulisan bahwasanya mereka yang shaleh, kata-kata yang terlontar dari bibirnya ringan lagi menyejukkan. Berpisah dengannya membuat hati rindu untuk bersua kembali. Senyumannya selalu dinanti, nasehatnya selalu terpatri dalam hati.

Kita adalah manusia biasa. Manusia memang bisa berkomentar, namun hanya Allah yang berhak menilai. Jangan pernah merasa diri kita di atas orang lain. Jika ada saja kesombongan seberat dzarrah di dalam hati, maka surga terlarang untuk kita masuki.

Khalid Basalamah dalam untaian ceramahnya berkata seperti ini. Saat memandang orang yang lebih tua, pikirkanlah betapa banyak amalan yang telah diperbuatnya, karena ia sudah lebih lama hidup dari kita. Saat memandang orang yang lebih muda, pikirkanlah betapa sedikit dosa yang baru ia perbuat, karena usianya lebih muda dari kita. Dengannya, kita selalu rendah hati.

Hiduplah di dunia dengan hati yang penuh cinta, mengayomi sesama. Tahukah kamu apa yang membuat hati bahagia? Yaitu, saat kita berhasil membahagiakan orang lain. Tahukah kamu siapa manusia terbaik? Yaitu, mereka yang bisa menebar manfaat yang banyak bagi orang lain.

Bersyukurlah, bahagialah, tersenyumlah.
Bukankah gelapnya malam akan selalu tergantikan oleh mentari yang hangat?

Semoga Allah selalu dekap kita dengan penuh cinta.

Komentar

Postingan Populer