Laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Ya, itu yang harus kuingat dan kupatri baik-baik. Semoga kelak, Allah jumpakan kita dalam pertemuan yang juga baik dan membaikkan kita. Semoga kelak, seseorang itu dapat menjadi ayah yang baik dan menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Pertanyaannya, sudahkah kamu sebaik itu?

Saya tak pernah mencantumkan kriteria yang macam-macam untuk seseorang. Doa yang selalu saya ulang begini, "Ya Allah, pertemukan hamba dengannya disaat yang tepat. Pertemukan aku dengan seseorang yang baik agamanya, indah akhlaknya, serta sayang pada Mama dan adik-adikku."
Jangan heran jika suatu hari seorang laki-laki datang, lalu dia bertanya, "Apakah kamu bersedia menjadi ibu dari anak-anakku kelak?". Karena hidup hanyalah menanti giliran. Dan tak dipungkiri, giliran kamu sudah semakin dekat. Lihat, betapa antrian di depanmu sudah semakin pendek. Tinggal dua tiga orang lagi, dan berikutnya kamulah yang akan ditanyai oleh pertanyaan yang sama.

Apa yang harus kamu lakukan jika kamu masih kuliah dan merasa belum siap? Tolak dengan halus, jangan digantung, lalu berilah pengertian bahwa kamu belum ada pikiran kesana. Percayalah, jika mereka dewasa, maka mereka akan mengerti dengan situasimu.

Nikah muda. Bukanlah dua kata yang mudah dieksekusi begitu saja. Dibutuhkan kesiapan lahir dan batin. Siapkah kamu menyandang status sebagai istri? Siapkah kamu membesarkan sekaligus menjadi madrasah pertama untuk anak-anak? Kalau sudah mencapai kesiapan, dalam artian sudah matang, memahami dengan baik resiko yang mungkin akan terjadi, ayuk dieksekusi. Dimulai dengan shalat istiqarah, meminta pendapat ustazah dan sahabat dekat, ta'aruf, dan jika punya pondasi dan tujuan yang sama, ayuk nikah muda.

Seorang wanita pernah ditanya tentang impiannya. Lalu, apa jawabannya? Aku ingin menjadi ibu rumah tangga. Sebagai selingan, aku akan mengajar, berbisnis, dan membuka usaha. Baca lagi kalimat itu. IBU RUMAH TANGGA adalah impian utamanya, kemudian mengajar, berbisnis, dan membuka usaha adalah selingan untuk impian pertamanya tadi.

Saya juga berharap, kelak, saya diizinkan menjadi ibu rumah tangga yang seperti itu. Yang kerjaan utamanya adalah mengurusi anak, namun punya pekerjaan sampingan yang ditekuninya di rumah. Saya berharap, kelak dapat pasangan yang akan memberikan kebebasan bagi saya untuk memilih jalan ini. Karena saya ingin, dua tangan inilah yang akan membesarkannya, dua mata inilah yang akan menjadi saksi bahwa saya melihat semua periode pertumbuhannya tanpa terlewat sedikitpun.

Semoga Allah kabulkan harapan dan impian kita. Walau menurut kebanyakan orang, itu tak masuk akal sama sekali.

Allah akan mengirimkan jodoh bagi yang sudah mencapai kesiapan. Berarti, saat Allah belum kasih kita jodoh, itu artinya Allah belum melihat kesiapan dari diri kita. Sabar, ikhtiar, dan terus baikkan diri.

Mohon doanya ya, semoga impian saya segera tereksekusi. :)


Komentar

Postingan Populer