Cemburu? Sahabati!
Waktu menunjukkan pukul 02.45 WIB. Ah, gara-gara
minum Good Day, mata saya tak kunjung terpejam. Saatnya buka notebook
kesayangan. Saya harus menulis. Tak mungkin saya lupa bahwa ada segelintir
orang yang menanti tulisan ini. Hari ini, saya ingin bercerita tentang sesuatu
yang krusial, yaitu perihal berdamai dengan diri sendiri.
Saya hanyalah wanita biasa. Tak mungkin saya lepas
dari salah dan alpa. Termasuk di dalamnya mengenai masalah perasaan.
Begini-begini, saya bisa cemburu. Dan saat rasa cemburu itu berada di
puncaknya, saya merasa ada ledakan yang dahsyat terjadi dalam diri saya. Haha.
Hingga pada akhirnya padam, redam, dan tenang seperti sediakala.
Saya tak boleh berprasangka, apalagi membenci dan
mendengki. Sama sekali tak boleh! Orang lain boleh saja bersikap buruk, asal
saya jangan. Orang lain boleh saja menyakiti, asal saya jangan. Banyak
hati-hati yang harus dijaga. Disikapi buruk menyakitkan, bukan? Maka, ayo putus
mata rantainya. Jangan biarkan orang lain juga mengalami hal yang sama karena ulah
tangan kita. Jaga baik-baik hati orang lain. Karena hati sejatinya tercipta
untuk disayangi, bukan disakiti.
Lalu, bagaimana jika prasangka itu terus-menerus
hadir, bahkan mengusik hati kita? Bagaimana jika rasa cemburu itu melewati
batas wajar? Maka, hal pertama yang harus dilakukan adalah kenali apa yang
membuat kita cemburu. Ah, mungkin kata ‘siapa’ lebih tepat untuk masalah saya
ini. Kenali, siapa dia. Lalu, yang harus kamu lakukan adalah ‘sahabati’.
Banyak yang menyangka, bahwa seseorang yang mampu
membuat kita cemburu harus dijauhi. Tidak, itu tidak perlu. Kamu hanya perlu ‘mensahabatinya’.
Jadilah sahabat untuknya, dan setelah itu, kamu tak akan merasa cemburu lagi.
Bagaimana mungkin seorang sahabat akan menjadi objek kecemburuan kita? Ah, itu
benar-benar tidak elegan. Maka hari ini, saya putuskan beliau untuk menjadi
sahabat saya, saya jadikan beliau sebagai kakak saya.
Jangan berprasangka, apalagi membenci dan mendengki,
Nadia. Sungguh, kamu berhak atas kedamaian di dalam hati. Jiwa yang menyayangi,
hatinya akan selalu damai. Maka, sayangi, sayangi, sayangi.
Allah kasih kita kesempatan hidup sebentar saja,
maka jangan lagi kita membenci dan mendengki. Ayo kita manfaatkan hidup yang
sebentar ini untuk saling menyayangi, sebagai bentuk rasa syukur kita akan
nikmat Allah yang tiada habis-habisnya.
Saya cemburu pada siapa? Rahasia. Biar Allah yang
tahu. Namun yakinlah, tepat malam ini, rasa cemburu itu padam dan redam. Saya
percaya, Allah punya hikmah untuk setiap kejadian, termasuk urusan perasaan.
Betul tidak?
Komentar
Posting Komentar